Sidang MPL PGI di Sumba NTT dibuka dengan meriah

Ibadah Pembukaan Sidang MPL-PGI yang berlangsung di Gedung Gereja Kristen Sumba (GKS) Jemaat Waibakul, Rabu (6/11), berjalan lancar. Salah satu yang perlu mendapat apresiasi yaitu kehadiran jemaat. Mereka rela mengikuti ibadah meski di luar gereja, dengan menggunakan tenda, dan di bawah terik matahari. Kebanyakan jemaat datang dari tempat yang jauh. “Ada dari Mamboro, Tanambanas, dan Lenang yang ada di Kabupaten Sumba Tengah,” jelas Elisabeth Rija Wadang, dari GKS Jemaat Lakoka, yang turut hadir dalam ibadah pembukaan ini. Menurutnya, semua itu karena rasa sukacita mengikuti pesta iman yang dilaksanakan oleh PGI. Elisabeth berharap kegiatan ini memberikan manfaat bagi jemaat dan gereja.

Apa yang disampaikan Elisabeth senada dengan apa yang disampaikan Ketua Sinode GKS, Pdt. Alfred Dj. Samany, dalam sambutannya usai ibadah. “BPS GKS menyambut gembira karena kegiatan ini merupakan sebuah pesta iman, bukan pesta politik, sehingga masyarakat mensambutnya dengan penuh semangat, tidak hanya bagi umat Kristen tapi juga lintas Iman,” tandasnya. Sidang MPL PGI ini berlangsung selama dua hari sejak tanggal 6- 7 November 2019. Sejumah peserta yang hadir sejak Selasa, 5 November 2019 diinapkan di sejumlah rumah warga di sekitar GKS Waibakul, Sumba Tengah.
Peserta Sidang MPL dari Gereja Sahabat di Indonesia Pdt Misterlian Tomana bersama peserta sidang yang lain merasakan sukacita yang mendalam atas diselenggarakannya sidang MPL dan dilanjutkan Sidang Raya PGI di Sumba NTT. Bagi Pdt Tomana sidang MPL dan Sidang raya adalah pesta Iman dimana Sinode-sinode anggota PGI berkumpul dan berdoa serta bersinergi untuk membahas pelayanan dan program 5 tahun kedepan. Sidang MPL kali ini saya apresiasi dimana pembukaan sidang MPL menggunakan busana etnis Nusantara di Indonesia sebagai implementasi Sub Tema Sidang Raya kali ini ungkap Pdt Tomana.

Pdt Manuel Esau Raintung mendapat rekomendasi dari Sinode GPIB
Dalam Sidang Raya PGI di Sumba akan didakan ” pesta demokrasi ” gereja anggota PGI dimana akan diadakan pemilihan Pengurus untuk lima tahun kedepan, Dari sekian nama yang cukup hangat diperbincangkan untuk mengisi posisi Sekum PGI adalah Pdt. Manuel Raintung dipastikan maju dalam bursa pemilihan Sekum PGI, setelah mengantongi rekomendasi dari Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB). “Saya sendiri mencalonkan baik Sekretaris Umum maupun Wakil Sekretaris Umum. Pada waktu yang lalu saya mengatakan akan menghadap atau bertemu dengan Majelis Sinode, pimpinan GPIB. Dan sudah bertemu, pertemuan bersama dan langsung mendapatkan rekomendasi. Majelis Sinode GPIB hanya merekomendasikan satu orang saja untuk pencalonan Majelis Pekerja Harian, dalam hal ini Sekretaris Umum atau Wakil Sekretaris Umum (PGI),” ujar Pdt. Manuel Raintung. Melalui surat bernomor 8260/IX-19/MS.XX tertanggal 24 September 2019, Majelis Sinode GPIB menyatakan pencalonan tunggal Pdt. Manuel Raintung sebagai Sekretaris Umum atau Wakil Sekretaris Umum PGI, untuk periode 2019-2024. “Saya merasa saya cukup berkompeten untuk berada di dalamnya. Dan kali ini saya mendapatkan kepercayaan seratus persen dari Sinode GPIB. Karena dua kali di persidangan raya, 2009 di Mamasa dan 2014 di Nias, saya menghadapi keadaan yang oleh gereja sendiri tidak mendapatkan dukungan secara murni, penuh. Namun kali ini GPIB memberikan dukungan penuh hanya kepada Pdt. Raintung dalam persidangan,” imbuhnya.
Raintung kemudian mengungkap, dukungan yang diterimanya kali ini telah melewati pertimbangan secara matang oleh Majelis Sinode GPIB. Sebagai indikator, lanjutnya, pihak sinode tentunya akan memilih kader berdasarkan rekam jejak yang dimiliki, khususnya dalam arak-arakan oikumene. “Gereja harus menyiapkan kader yang baik, yang terbaik, yang mempunyai reputasi oikumenis yang bisa terukur. Kalau hanya sekedar bicara tentang gerakan oikumene ya pasti banyak yang bisa,” kata Wakil Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi DKI Jakarta, yang juga pernah dipercaya sebagai pengurus PGI Wilayah Jawa Timur ini. Terkait jabatan penuh waktu sebagai Sekum dan Wasekum PGI, dirinya memastikan akan melepas jabatan struktural sebagai gembala di gereja asal agar bisa berkonsentrasi mengurus tugas-tugas PGI, jika terpilih nantinya. “Saya bersedia melepas jabatan sebagai gembala sidang untuk pelayanan di PGI pusat, jika saya dipilih sebagai Sekum atau Wasekum. Tentu, agar nantinya tugas dan tanggung jawab dapat dikerjakan dengan maksimal dan fokus,” tegasnya. (sapta/pgi )
Leave a Reply